Minggu, 08 Juni 2014

Kamu

8 bulan lalu, waktu itu hidup sedang benar-benar monoton. Kuliah-kost-mal. Phone celuler hanya untuk bercengkrama dengan teman-teman via sosial media, menceritakan hal omong kosong, bercanda, atau berbagi hal apa saja sampai jatuh terlelap.

Saat itu datanglah sebuah pesan singkat di hp saya, dari seseorang yang tidak pernah saya kenal sebelumnya. Tanpa ekspetasi berlebih saya membalasa pesan kamu seadanya.
Hanya untuk mengisi waktu luang saya yang saya pikir sama saja seperti biasanya, seperti yang sudah-sudah. Toh sms seperti ini sering datang berganti di hape saya, yang kadang hanya bertahan satu minggu, tiga minggu atau dua bulan yang kemudian berakhir dengan entah saya atau 'orang' itu yang minggat duluan. Dengan atau tanpa permisi.


Datanglah kamu.
Waktu itu hidup sedang stagnan-stagnannya. Ditinggal pergi cinta dan berusaha untuk membuka hati untuk seseorang tapi tak bisa. 


Kamu biasa sekali.
Baik penampilan maupun sikap dan tutur kata.
Merangkai kata-kata indah yang membuatku terbang bukanlah keahlianmu.
Kamu tidak seperti itu.
Bahkan banyak sekali alasanku untuk mundur.
Sering kali kamu tertidur ketika kita sedang bercengkrama via line dan besok kamu sudah di kantor tanpa kabar apapun padaku hingga sore hari.
Tapi saya selalu rindu dan menunggu saat-saat kamu khawatir aku tidur nyanyak atau tidak.

Kalau saya disuruh mendeskripsikan kamu dalam lima kata. Saya akan memilih "idealis, humanis, penyayang, penyabar dan broad minded" 
Itu mungkin alasan kenapa saya selalu tenang setiap dekat kamu,
Kamu menutupi kurangnya saya,
Kamu melengkapi apa yang tidak ada pada saya.

Mungkin cerita kita baru dimulai.
Mungkin langkah kita barulah sebuah langkah kecil,
Tapi saya berjanji, akan terus melangkah meski mungkin didepan nanti akan banyak kwrikil, pecajan beling atau apapun yang berusaha menghentikan langkah kita.
Aku akan terus berusaha, asal kamu berjanji tidak akan pernah melepaskan genggaman ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar