Selasa, 10 Juni 2014

Klik


Seorang teman curhat padaku beberapa hari lalu.
Tidak jauh dari yang hampir semua wanita sebayaku ceritakan. Iyah perkara cinta, jodoh dan pernikahan.
Teman saya itu cerita, apa yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya. Singkat cerita saja, intinya orang tuanya sudah menuntutnya untuk mempunyai pendamping.
Yang dekat dengan teman saya itu banyak. Lalu masalahnya apa?! Nah masalahnya dari sekian banyak pria yang dekat, mendekati, atau pernah dekat itu selalu saja gagal. Sulit sekali bagi dia untuk bertemu dengan seseorang yang benar-benar klik. Pas.
Berbagai saran sudah penah saya berikan. Tapi dia tetap berdalih belum menemukan satupun yang cocok dari sekian banyak pria yang datang silih berganti itu.
Meskipun yang datang itu hampir nyaris sempurna, baik, mapan, tampan, atau apapunlah. Tapi dia tetap keukeh dengan alasan dia "belum nemu yang pas. Yang klik"
Klasik.
Tapi saya tidak bisa memungkiri bahwa alasan itu benar adanya.
Saya terdiam.

Lalu sampailah saya pada pemahaman bahwa untuk menjalin hubungan memang tidak semudah itu saja. Bukan sekedar kemapanan. Bukan sekedar ketampanan. Tapi lebih dari itu: kenyamanan. Rasa cocok dan nyaman satu sama lain.

Dan saya kembali tersadar. Seperti baru saja bercermin.
Itu alasannya. Kenapa sampai 8 bulan hubunganku dengan aa masih tetap penuh kangen setiap malam sebelum nutup telepon.
Padahal sejak pertama kami kenal, kemudian menjalin komunikasi, lalu dekat dan menjalin hubungan tidak pernah seharipun kami lewati tanpa memberi kabar satu sama lain. Baik lewat tlp, bbm,line, ataupun wa. Setiap hari. Dan sampai tadi sebelum saya mempost postingan ini dia menutup telepon dengan kalimat "miss you neng" yang terdengar sungguh-sungguh dikuping saya.
Yah, itu karena kami merasa saling menemukan. Bayangkan bagaimana hambarnya 8 bulan kami lalui jika tidak merasa klik. mungkin akan terasa seperti sedang berada dalam pelajaran bahasa indonesia di kelas. cerita-cerita dari kami hanya terasa sebagai narasi satu sama lain.
Mungkin yang banyak orang definisikan "klik" kuncinya, iyah seperti yang kami rasakan. Kami merasa saling melengkapi satu sama lain. Saling menutupi kekurangan kami masing-masing.
Kami bisa cerita apa saja sepanjang hari. Makanan, gunung, karedok itu apa, bagaimana membuat pisang epe, visi misi prabowo dan jokowi,frozzen itu ceritanya seperti apa, bidadari surga, diazepam, orgasme, dan entah saya lupa hal apa yang belum pernah kami ceritakan berdua. Kenapa? Karena kami nyambung. Kami bisa bercerita sebagai sepasang kekasih, dua orang sahabat, atau seorang teman seperjalanan di kereta. Setiap kami bertemu ada banyak hal baru yan selalu ingin kami bagi, kami tertawakan. Iyah, kenyamanan seperti itu kuncinya. Nyaman ketika berdiskusi, nyaman ketika berdebat, nyaman dilingkungan pasangan satu sama lain bahkan nyaman ketika kami sedang bertengkar.
Nyaman karena kami selalu saling mencari, merasa dahaga atas cerita satu sama lain, merasa saling menemukan.

Akhirnya Saya menyadari yang dibutuhkan bukan sekedar pasangan yang tampan dan mapan, tapi lebih dari itu adalah yang nyaman. Yang dengannya berbagai cerita bisa mengalir berjam-jam tanpa alur dan plot yang teratur. Tapi kamu mengerti. Nyaman. Dan selalu ingin medegar suara itu, menceritakan berbagai hal, bertukar pendapat, dan beradu gagasan. Dengannya kamu merasa ada dahaga yang terpenuhi. Yang membuatmu selalu ingin menemukannya lagi, lagi dan lagi.


Me : Aa, neng punya cerita, neng tadi nonton film keren deh aa jadi ceritanya semacam alien yang punya misi kuasain dunia
Aa: oh ya? Siapa yang maen? Terus? Terus?
Dan cerita kami akan mengalir hingga beberapa jam kedepan yang akan berakhir pada vespa itu terbagi menjadi dua vespa yang klasik dan vespa yang lebih 'baru' itu terlihat pada bentuk bulat pada lampunya. Dan suara kami saling beradu volume antara warna merah atau kuning yang akan kami pakai pada 'vespa' impian kami eberapa tahun mendatang.
Dan aa akan selalu tertidur nyenyak di telepon karena suaraku yang menyebabkan polusi menyanyikan lagu kahitna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar